Laman

Sabtu, 10 Desember 2011

manajemen pemeliharaan ayam kampung

Beternak Ayam Kampung Secara Intensif

Pada umumnya ayam kampung dipelihara oleh masyarakat secara ala kadarnya dan tidak mempertimbangkan produktivitas dan nilai ekonomis. Hal ini wajar karena sebagian besar memelihara ayam kampung hanya sekedar untuk mengisi waktu luang atau sekedar hobi saja. Alhasil cara pemeliharaan, kebutuhan nutrisi dan perkandangan juga tidak terlalu diperhatikan dengan baik. Cara beternak seperti ini tentu tidak bisa diandalkan jika beternak ayam kampung akan dijadikan sebagai sumber penghasilan keluarga.


Potensi bisnis ayam kampung terutama untuk usaha kecil dan menengah sebenaranya cukup baik, jika dikelola dengan baik dan menerapkan kaidah-kaidah usaha. Keuntungan ekonomi merupakan target utama yang harus dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukan dengan seberapa banyak nilai ekonomi yang dihasilkan dari peternakan yang dijalankan.
Potensi bisnis ayam kampung meliputi dua hal yaitu untuk pemenuhan daging ayam kampung dan pemenuhan telur ayam kampung. Dua tujuan pemeliharaan tersebut harus dikelola dengan benar jika ingin menghasilkan nilai tambah ekonomi.

Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Kampung

1. Penentuan Lokasi
Syarat-syarat lokasi yang dipillih dalam beternak ayam kampung petelur adalah:
1. Lokasi tidak jauh dari pemasaran hasil dan sumber-sumber faktor produksi. Jika keduanya tidak bisa diperoleh secara bersamaan maka yang diutamakan adalah dekat dengan sumber factor produksi. Bila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembeli mengambil sendiri ke lokasi peternakan.
2. Lokasi harus jauh dari keramaian, tetapi ada jalur transportasi dan komunikasi. Keramaian akan mengganggu ternak dan sebaliknya. Sedangkan jalur transportasi adalah untuk memudahkan pemasaran hasil dan penyediaan factor produksi.
3. Lokasi seharusnya memenuhi aturan tataguna lahan dari pemerintah daerah setempat. Hal ini perlu karena kawasan akan terus berkembang sesuai dengan peruntukannya. Jangan sapai peternak memilih lokasi yang peruntukkannya ke depan sebagai pusat perkantoran atau pemukiman.
4. Lokasi hendaknya mempunyai sumber-sumber air bersih yang cukup, tidak di bawah lembah atau di atas bukit.
2. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan memilih calon indukan yang sejenis, yaitu bentuk badan seragam, besar kecilnya seukuran dan umurnya tidak terpaut jauh. Sebaiknya calon induk telah berumur paling tidak 7 bulan.
Calon bibit tersebut sebaiknya secara turun temurun memiliki sifat-sifat pembawaan yang baik dan sehat, tidak terdapat bagian tubuh yang cacat, berasal dari kelompok atau kawanan ayam yang terpilih, pertumbuhan badannya baik dan hasil telurnya banyak.
Calon bibit yang baik memiliki beberapa sifat yang khas. Di antaranya adalah tingkah lakunya yang gembira, gerakannya kuat dan tangkas, tidak taku didekati orang, suaranya agak ramai apabila didekati dan diberi makan, nafsu makannya baik dan aktf mencari makan sepanjang hari, keluar kandang pagi-pagi dan baru masuk kandang setelah matahari terbenam.
Ayam yang baik untuk bibit juga berbulu mengkilap dan cerah. Ayam yang sehat dan normal dapat ditilik dengan melihat tanda-tanda fisiknya sebagai berikut:
1. Bagian tubuh. Bangun tubuhnya tidak ada kelainan, selaras dan sesuai dengan jenis ayamnya.
2. Pertulangan. Tulang harus kuat dan normal.
3. Perototan. Otot gempal, padat, berisi dan tidka berlemak. Ini dapat diperkirakan dengan meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga dapat diginakan untuk menafsirkan keadaan umum tubuh, eksehatan dan gaya hidup ayam yang bersangkutan.
4. Kulit. Keadaan kulit bila diraba terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bagian yang rusak atau cacat. Warnanya segar agak mengkilap.
5. Bulu. Bentuk bulu mencerminkan keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup ayam bersangkutan. Bulu ayam yang haslus letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seolah-olah tidak ada ruang kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semkain mengkilap maka semakin kuat dan sehat ayam bersangkutan.
6. Suhu badan. Suhu badan normal, sekitar 41-42 oC. 7. Berat badan. Berat badan harus sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
8. Kepala. Kepala berbentuk bulat panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun kasar. Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya merah menyala, agak mengkilap. Bila dipegang terasa hangat, lentur dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun telinga bentuknya bulat panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram.
9. Mata. Mata bewrbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih di tengah pipi (samping kepala), bebas dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Pemandangan cerah ceria, penuh perhatian, dan gemar melakukan sesuatu. Ghelang mata segar, berwarna kuning kemerah-merahan dan tidak lemah. Selaput lender mata jernih, mengkilap, dan selalu basah. Selaput bening mata jernih dan selalu basah.
10. Leher. Jangan terlalu panjang dan terlalu pendek, kecuali jenis tertentu seperti pelung.
11. Dada. Bentuk dada agak montok ke depan, lebar dan kuat. Leher dan dada harus merupakan satu kesatuan yang kokoh. Tembolok terisi penuh, regang, tapi tidak terlalu keras.
12. Badan dan tubuh bagian belakang. Badan agak panjang, lebar dan dalam. Hal ini menandakan bahwa alat-alat tubuhnya berada pada posisi yang tepat dan seharusnya. Tubuh bagian belakang harus penuh dan dalam. Tubuh belakang ayam yang terbesar terletak terletak di belakang garis melintang antara kedua kaki ayam. Punggung panjang, lebar, dan lurus. Punggung datar, tidak melengkung.
13. Perut penelur. Perut penelur terletak dia natara di belakang garis melintang antara kedua kaki, dengan jarak anatara kedua kaki cukup lebar. Jarak antara ujung utlang dada dan tulang kelangkang sekitar 3 – 4 jari orang dewasa. Perut penelur ini kalau diraba tarasa halus dan lunak seperti beludru, bentuknya bulat cembung.
14. Sayap. Sayap harus normal dan kuat. Tidak boleh tergantung atau terkulai lemah, harus menghimpit tepat pada badan.
15. Dubur. Dubur ayam yang sehat bentuknya lebar, bulat dan basah. Kulit di sekitar dubur tidak berkerut atau berwarna kuning tua, tetapi keputih-putihan dan tidak kotor oleh tahi ayam yang mongering. Bulu di sekitar dubur kering dan bersih.
16. Kaki. Kaki harus kuat dan kokoh. Tidak terlalu besar atau kecil. Jari-jarinya menghampar, dengan bentuk kuku tidak terlalu panjang atau bengkok. Taji tidak panjang tetapi kuat. Sisik kaki menghimpit rata, tersusun teratur, dan keadaannya licin mengkilap. Warna sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
17. Ekor. Ekor terbangun sesuai dengan jenis ayamnya. Bulu pangkal sampai ujungnya tidak cacat.
3. Perkandangan
Dalam masalah perkandangan ayam kampung ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk anak ayam dalam indukan setiap meter persegi cukup 30 ekor.
2. Untuk ayam remaja sebelum memasuki masa bertelur, per meter persegi cukup untuk 14 – 16 ekor, bisa dikurangi sesuai dengan peningkatan umur dan ukuran tubuh.
3. Untuk ayam yang siap dan telah memasuki masa bertelur adalah 6 ekor per meter persegi. Berdasarkan sistem lanatainya, maka kandang ayam kampung dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kandang sistem lantai liter dan kandang dengan lantai cage.
Kandang lantai liter adalah kadang yang lantainya dilapisi denga liter berupa serbuk gergaji atau sekam padi setebal sekitar 6 cm. Sistem ini sebenarnya cocok untuk ayam kampung bibit. Sedangkan sistem lantai cage adalah dengan adanya jarak antara tanah/lantai dengan dasar kandang. Model ini cocok untuk petelur.
Pada sistem kedua ini, disebut juga dengan sistem batery, cage dibuat miring ke depan sehingga bila ayam bertelur maka telurnya segera menggelinding kea rah depat yang telah disiapkan tempat penampung telur sehingga petugas dapat dengan mudah mengumpulkan telurnya.
4. Pakan dan Nutrisi
Pemberian pakan merupakan bagian penting dalam usaha peternakan ayam kampung petelur. Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan untuk produksi telur. Untuk itu secara nutrisi harus memenuhi semua yang dibutuhkan.
Paling tidak ada 6 kelompok nutrisi yang harus terpenuhi di dalam pakan ayam. Keenam kelompok nutrisi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Air
Biasanya ayam mengkonsumsi air sebanyak 2 – 2,5 gram air untuk setiap pakan yang dikonsumsi selama masa awal dan pertumbuhan. Pada masa bertelur (petelur), ayam meminum sebanyak 1,5 – 2 gram air untuk setiap gram pakan yang dikonsumsi. Karena rata-rata ransum ayam yang diberikan mengandung tidak lebih dari 10% air maka penyediaan air minum yang bersih mutlak diberikan secara ad libitum.
2. Protein
Protein merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan bagi ayam kampung petelur. Rata-rata kebutuhan protein untuk petelur adalah berkisar antara 16 – 17%. Selain secara kuantitatif, protein pakan juga harus mengandung asam amino yang lengkap, terutama asam amino esensial, yaitu yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh ayam.
3. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat dalam pakan ayam adalah sebagai sumber energy. Biji-bijian sereal dan turunannya merupakan sumber karbohidrat yang baik.
4. Lemak
Ayam petelur memerlukan asam lemak esensial seperti asam linoleat. Selain itu lemak juga menyumbangkan energy bagi ternak. Pada umumya bahan pakan seperti dedak mengandung 2,5% lemak.
5. Mineral
Mineral penting bagi ayam petelur terutama adalah kalsium (Ca), Fosfor (P), Natrium (Na), Magnesium (Mg) dan lain-lain. Mineral-mineral tersebut penting karena terkait dengan pembentukan telur.
6. Vitamin
Vitamin pada umumnya berperan sebagai ko-enzim dan regulator metabolism. Pakan yang defisiensi vitamin akan menurunkan produktivitas telur.
Jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe berdasarkan periode umur ayam, yaitu:
1. Pakan starter, yaitu pakan yang diberikan untuk DOC hingga berumur 8 minggu dan dalam bentuk remahan (mash).
2. Pakan grower, yaitru diberikan kepada ayam berumur 8 – 20 minggu atau hingga mulai bertelur.
3. Pakan layer, yaitu diberikan untuk ayam periode bertelur.

5. Manajemen Pemeliharaan Ayam Kampung
Dalam usaha peternakan ayam kampong dengan tujuan untuk menghasilkan telur, yang penting diperhatikan adalah perihal manajemen.
Manajemen ini meliputi pemberian pakan dan minum, kebersihan dan kesehatan kandang, pemanenan dan pemasaran. Manajemen pakan dan minum harus memperhatikan pula kebutuhan nutrisi ayam petelur.
Air dan pakan yang diberikan secara ad libitum agar terjamin kebutuhan nutrisinya. Kecukupan akan pakan menghidarkan ayam dari stress dan terjaganya produksi telurnya. Kebersihan dan kesehatan kandang akan membawa ayam pada kondisi nyaman sehingga menhindari stress.
Kandang dan lingkungannya yang bersih juga menghidari adanya kontaminasi mikroba, serangan hama dan penyakit ternak. Pemanenan telur yang dihasilkan harus segera untuk menghindari telur kotor akibat tercampur feses atau sisa-sisa pakan pada kandang. Hal ini untuk menjamin mutu telur yang dihasilkan. Namun demikian, pemanenan tidak juga harus terlalu sering karena dapat menyebabkan ayam stress.

Ransum Ayam kampung


Pelihara ayam buras (kampung)??? bingung kasih makannya biar siayam cepet ndut? Pada prinsipnya macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang dibutuhkan ayam ras yaitu :
a. Protein
b. Vitamin
c. Energi (Karbohidrat dan lemak)
d. Mineral dan
e. Air.
jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras. Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras merupakan pemborosan karena pertumbuhan maupun produksi telur masih jauh di bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras. Banyak
faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya :
a. Jenis ternak
b. Umur unggas
c. Lingkungan, terutama cuaca
d. Tingkat produksi
3 jenis pakan buat ayam :
1. pakan nabati
2. pakan hewani
3 suplemen.
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ayam buras. Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan protein tinggi
seperti bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung.
Dedak halus
Dedak sebagai limbah penggilingan padi banyak terdapat di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil padi. Pada saat musim panen, dedak mudah diperoleh dan murah harganya. Dedak sebagai bahan pakan ternak luas penggunaannya, dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik mengandung protein 13,6%. Sedangkan kandungan lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.
Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi kandungan energi metabolismenya tinggi. (3430 kkal/kg). Oleh karena itu jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung
pigmen karoten yang disebut “xanthophyl”. Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa dapat digunakan sebagai pakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa dan banyak mendirikan pabrik
minyak goreng, sehingga bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein cukup tinggi
sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa ini
miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh
karena itu penggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan
Cysine dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik.
Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklat
terang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang
inilah yang kita pilih. Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus
hati-hati dalam menyimpannya.
Singkong/Ketela Pohon
Parutan singkong mentah dapat dijadikan bahan pakan pokok ayam buras yang dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%. Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak). Selain umbinya, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam buras, baik dalam bentuk tepung ataupun dalam bentuk segar (sebagai hijauan). Tepung daun singkong ini dapat menggantikan kacang hijau dan kedelai sampai jumlah 8%.
Bungkil kedelai.
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai
kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionisne rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionisme dapat dipenuhi demi tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.
Daun lamtoro.
Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Daun turi.
Tepung daun turi sudah biasa dipergunakan dalam pakan ayam. Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.
Bahan Pakan Hewani.
Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah industri, sehingga sifatnya memanfaatkan limbah. Bahan pakan hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang lain adalah cacing, serangga, ulat dll. Bahan-bahan pakan ini ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif, cacing, serangga dan lain-lain tidak diberikan. Tetapi bekicot yang banyak didapat di musim hujan, sudah mulai diternakkan, merupakan bahan pakan
alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
Tepung Ikan.
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya . Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%. Di Indonesia, tepung ikan ada beberapa macam baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam. Dengan kondisi ini peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang terpercaya dan sudah biasa menjual tepung ikan yang baik.
Tepung Udang
Tepung udang berasal dari limbah industri udang, sehingga kualitas gizinya tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya
kulit udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 – 47%. Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein, karena tidak semua tempat tepung udang ini dapat diperoleh.
Tepung Tulang
Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 – 25% dan Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.
Tepung Kerang
Tepung kerang merupakan sumber Calcium, karena mengandung Calcium hampir 36%. Dengan berkembangnya mineral dan vitamin buatan pabrik, bahan pakan alami sudah banyak ditinggalkan. Tetapi apabila harganya murah dan kesediaannya terjamin, peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini sebagai sumber Calcium untuk ransum ayam burasnya.
Bekicot
Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan hidup dan mudah pula membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran dan lendirnya. Cara memanfaatkannya adalah sebagai berikut :
- 60 gr bekicot dipuasakan selama 2 hari agar kotorannya habis
- Rendamlah dalam air garam dengan perbandingan 1 liter air dengan 50 gr garam dapur, kemudian diaduk selama 15 – 20 menit.
- Daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit
(sampai masak).
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam bentuk basah
(segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung, dengan kandungan protein untuk
masing-masingnya adalah sebagai berikut :
a. Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
b. Dalam bentuk kering 64,13 %
c. Dalam bentuk tepung 24,80%
Meskipun kandungan protein tepung bekicot tinggi, tetapi pemakaiannya tidak boleh melebihi 10%. Cangkang bekicot dapat digunakan sebagai pakan tambahan menggantikan tepung kapur dan grit.
Bahan Pakan Pelengkap/Suplemen.
Bahan pakan pelengkap ini merupakan bahan buatan pabrik dan diproduksi untuk melengkapi zat-zat gizi yang biasanya kurang banyak atau kurang lengkap dikandung oleh bahan pakan alami.
a. Vitamin, merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pembentukan tulang, pertumbuhan serta memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi.
b. Mineral, merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak banyak tetapi sangat penting untuk pembentukan alat-alat tubuh antara lain untuk pembentukan tulang (Ca dan P). darah (zat besi/Fe) dan kerabang telur (Ca dan P).
c. Lysine dan Methionine
Seperti diketahui dalam formula ransum ayam buras, 90% disusun dari bahan pakan nabati yang umumnya tidak mengandung Asam Amino yang imbang. Biasanya bahan pakan nabati ini miskin akan Lysine dan Methionine. Biasanva kekurangan Asam Amino ini dapat diatasi dengan penggunaan tepung ikan pada formula ransum. Tetapi karena harganya mahal penggunaan tepung ikan ini terbatas. sehingga untuk
mengatasi kekurangan Asam Amino ini digunakan Lysine dan Methionine buatan pabrik. Lysine dan Methionine merupakan Asam Amino esensial yang dibutuhkan oleh ternak. Dewasa ini kedua Asam Amino sudah diproduksi dan dikemas sebagai produk siap pakai oleh pabrik.
d. Probiotik, adalah koloni kecil bibit mikroba yang berasal dari lambung sapi, yang dikemas dalam campuran tanah, akar rumput dan daun-daunan atau ranting yang dibusukkan. Mikroba-mikroba tersebut berfungsi sebagai penghuni protein, serat kasar dan nitrogen fiksasi non simbiotik. Dengan menambahkan probiotik tersebut dalam ransum ayam, maka ransum yang digunakan menjadi lebih efisien dan kadar amonia lebih rendah sehingga bau menyengat yang biasanya kita cium disekitar kandang menjadi berkurang karena sifatnya sebagai pengurai. Penggunaan probiotik ini juga lebih luas, tidak saja sebagai suplemen pada ransum ayam buras tetapi juga digunakan untuk menjinakkan berbagai limbah (yang berbentuk organik) seperti bau spesifik dari septitank, limbah rumah potong dan limbah industri. Seiring dengan perkembangan teknologi, probiotik ini sudah diproduksi secara massal (pabrik) dengan dikemas dalam bentuk siap pakai sehingga menjadi lebih mudah dalam penggunaannya. Aturan penggunaan biasanya sudah disertakan pula dalam kemasannya. Produk ini sudah diperdagangkan dan peternak dapat memperolehnya di Poultry Shop. Mengenai penggunaan probiotik ini, Balai Informasi Pertanian (BIP) DKI Jakarta pernah melaksanakan uji adaptif penggunaan suplemen probiotik yang dicampurkan dalam ransum ayam buras petelur (TA 1995/1996). Dengan menambahkan probiotik dalam ransum yang biasa digunakan oleh peternak ternyata hasilnya dapat:
- meningkatkan produksi telur
- penggunaan pakan lebih efisien
- kadar air feses (kotoran) lebih rendah dan bau feses di lingkungan kandang menjadi berkurang.
Secara ekonomis harga probiotik tersebut relatif lebih murah, hanya Rp. 4.000 – Rp. 5.000 per kg. Sedang penggunaannya relatif sedikit, hanya sekitar 25 gr per 1 kg ransum.

Kandang Ayam Kampun


Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan ayam kampung. Oleh sebab itu kandang harus memenuhi berbagai syarat yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi ayam yang dipelihara sehingga ayam dapat berproduksi sesuai harapan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kandang ayam adalah bentuk kandang dan kondisi tempat, keadaan tanah, jenis ayam yang akan dipelihara, bahan bangunan kandang, dan biaya. Secara umum kandang dibedakan menurut sistem, bentuk dan bangunan. Bentuk kandang yang bisa dibuat adalah kandang sistem ren dan sistem litter (postal). Letak kandang sebaiknya terpisah agak jauh dari rumah tinggal agar ayam hidupnya tenang, Bagian depan sebaiknya menghadap ke timur sehingga cukup sinar matahari. Fungsi kandang bagi ternak ayam terutama untuk melindungi dari hujan, terpaan angin, panas dan gangguan binatang buas. Selain itu berfungsi sebagai tempat tidur dan yang utama adalah sebagai tempat berkembang biak. Ukuran kandang ayam buras biasanya 2m x 3m untuk menampung 40 ekor anak ayam sampai umur 2-3 bulan atau dapat untuk menampung 30 ekor ayam dewasa.

1. Kandang Sistem Ren
Kandang sistem ren mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat berjalan jalan dengan bebas, kandang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri atas kandang dengan atap beserta perlengkapannya seperti tempat pakan, tempat minum, dan sarang untuk bertelur. Bagian kedua berupa lantai atau halaman umbaran yang dibatasi pagar setinggi 2,5 m. Atap kandang terbuat dari genting atau rumbia. Bahan dinding kandang dan pagar halaman umbaran umumnya terbuat dari bambu, kayu, atau anyaman kawat di halaman umbaran ini sebaiknya terdapat rumput atau tumbuhan perdu sehingga ayam yang diumbar dapat memakan hijauan namun banyak memerlukan tempat, dan jika terjangkit penyakit penjalarannya lebih cepat.
Kandang Sistem Ren

2. Kandang Sistem Postal (Litter)
Bangunan kandang sistem postal ini tidak mempunyai halaman pengumbaran. Setiap hari ayam selalu berada di dalam kandang yang beralaskan litter (Misalnya sekam padi dan serutan kayu) Oleh karena itu, kandang sistem ini juga disebut kandang sistem litter. Keuntungan kandang sistem ini adalah menghemat tempat, tenaga, biaya, tata laksana lebih mudah, dan ayam bisa mendapat tambahan vitamin B-12 dari hamparan penutup lantai (litter). Pada ayam petelur, konvensi pakan cenderung lebih baik. Demikian juga produksi telurnya lebih tinggi dan kulit telurnya lebih tebal. Kekurangannya adalah apabila terjadi suatu penyakit maka penjalarannya sangat cepat, terutama disebabkan adanya cacing dan parasit.

Kandang Sistem Postal (Litter)

3. Mempersiapkan Kandang

A. Rincian Persyaratan pembuatan kandang adalah sebagai berikut ini.
  1. Tempat/lokasi kandang harus kering.
  2. Tidak mudah tergenang air.
  3. Tidak menyatu dengan rumah
  4. Mempunyai ventilasi yang baik.
  5. Sehat dan bersih.
  6. Cukup mendapat sinar matahari pagi.
  7. Kokoh dan kuat serta atap tidak bocor.

B. Bahan kandangnya adalah sebagai berikut ini.

Pilih bahan kandang tidak ada disekitar lokasi, yaitu untuk :
  1. Rangka kandang dibuat dari bambu atau kayu gelam
  2. Atap kandang dibuat dari rumbia, ijuk atau alang alang
  3. Dinding kandang dapat dibuat dari bambu, papan rempesan, kayu gelam atau kawat ram.
  4. Alas kandang dapat dibuat :
    • Untuk lantai kandang bisa berupa lantai tanah yang telah dipadatkan atau disemen dan ditaburi dengan sekam atau serbuk gergaji setebal 6 cm.
    • Lantai panggung bertumpu pada tiang dan antara tanah dengan lantai ada ruang kosong (kolong) untuk menampung kotoran ayam. Untuk daerah pedesaan padat penduduk lantai model ini lebih dianjurkan karena akan lebih mudah penanganannya dan lebih menghemat lahan dan biaya.
 
Contoh desain sketsa kandang ayam kampung
 
C. Peralatan kandang

1. Tempat pakan dan minum
Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
  • Bahan-bahan yang dapat digunakan adalah belahan bambu, paralon, plastik atau papan.
  • Tempat minum seperti halnya tempat pakan dapat dibuat dari bambu ytang dipotong, kaleng plastik, atau kaleng-kaleng bekas yang tidak berkarat.
  • Untuk ayam yang dipelihara secara intensif, tempat pakan dan minum sebaiknya diletakkan di dalam kandang pada dinding kandang bagian dalam dan sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai agar ayam tidak mencakar-cakar atau pakan bercampur kotoran
  • Untuk ayam yang dipelihara secara semi intensif pakan dan air minum dapat ditempatkan di luar kandang atau halaman asalkan tidak terkena langsung sinar matahari dan air hujan.
Tempat pakan dan minum

2. Tempat bertengger.

Fungsi tempat bertengger adalah agar ayam dapat tidur secara teratur pada malam hari. Tempat bertengger sebaiknya disediakan yang cukup agar ayam tidak saling bertindih dan badan ayam terkena kotoran ayam. Tempat bertengger dapat dibuat dari bambu atau kayu. Tempat bertengger dari kayu gelam. Kandang ayam sistem ren atau litter dapat disediakan tempat bertengger yang terbuat dari papan dengan ukuran panjang 35 cm/ekor dan tinggi 45 cm.



Model tempat bertengger

3. Sangkar bertelur/pengeraman.
  • Sangkar diperlukan untuk mencegah ayam bertelur dilantai yang dapat menyebabkan telur menjadi kotor atau pecah terinjak oleh induk ayam lainnya.
  • Sangkar bertelur/pengeraman dibuat dari bahan yang mudah, murah dan tersedia di tempat misalnya dari kotak seperti  kardus bekas, kotak kayu bekas, bambu yang dibuat kukusan, baskom bekas, ember bekas dll. Alas sangkar dilapisi dengan bahan lembut seperti sekam, jerami padi, rumput kering, kertas bekas, kain-kain bekas atau bahan lainnya, agar ayam bertelur dengan nyaman dan telur tidak pecah.
  • Sangkar bertelur/pengeraman dibuat jangan terlalu cekung atau terlalu datar agar induk mudah membalik telurnya.
  • Ukuran sangkar bentuk kotak panjang 35 cm, lebar 35 cm dan tinggi (dalam) 35 cm. Tinggi sangkar dari lantai kurang lebih 50 cm. Untuk sangkar berbentuk bulat diameter kuranf lebih 50 cm, terbuat dari bambu bisa dibuat berdiri (60-75) cm diatas lantai dengan satu tiang dari bambu.
  • Usahakan tempat pengeraman sebelum digunakan terlebih dahulu disemprot dengan air kapur atau air tembakau untuk menghilangkan kemungkinan gangguan kutu ayam.
  • Sangkar bertelur sebaiknya ditempatkan di dalam kandang dalam posisi agak gelap dan teduh, misalnya di sudut atau bagian belakang kandang karena pada saat hendak bertelur atau mengeram ayam menghendaki suasana tenang dan agak gelap.
  • Jumlah sangkar sebaiknya sama dengan jumlah induk ayam yang sedang bertelur.
4. Tirai kandang

Pada malam hari/ musim hujan, bagian dinding kandang yang terbuka perlu ditutupi tirai (selimut) dari plastik sehingga anak ayam yang belum tumbuh bulu terlindungi dari hembusan angin.
Tirai kandang

5. Indukan / Pemanas

Indukan dapat berbentuk bundar/persegi empat dengan alat pemanas di tengah-tengah berguna untuk menghangatkan ayam yang baru menetas. Indukan yang berbentuk bundar dapat memuat antara 375-450 ekor dengan diameter 1,2 m yang berbentuk persegi panjang dapat memuat 450-525 ekor.
indukan / pemanas

6. Alat-alat kesehatan

Pada peternakan ayam yang intensif perlu disediakan alat-alat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin alat-alat kesehatan tersebut berupa gunting, pinset, pisau, pemotong, alat suntik / (spuit), kertas koran dan ember.
Alat-alat kesehatan

Ayam Buras

BETERNAK AYAM BURAS


Pendahuluan

Ayam buras atau ayam kampong merupakan ternak unggas yang paling banyak dipelihara dipedesaan . Keberadaan ayam buras sebagai penghasil telor dan daging serta pendapatan keluarga,memiliki fungsi strategis dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat petani.

Memelihara ayam buras sebenarnya tidak terlalu sulit , sebab tidak memerlukan teknologi rumit. Untuk mengembangbiakan ayam buras hanya membutuhkan ketekunan dan kesungguhan dalam memelihara yaitu dengan penerapan Pasca usaha Peternakan yaitu pakan , pengendalian penyakit dan tatalaksana serta pengolahan /perkembangbiakan. Ayam buras memiliki peluang tinggi, sangat mudah dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Oleh karena itu,ayam harus dikelola dengan prinsip usaha tani yang baik dan memberikan keuntungan yang sangat memadai bagi petani ternak.
1.Pemilihan Bibit Ayam Buras
Bibit ayam buras yang baik menentukan percepatan
perkembangabiakan dan keuntungan usaha tani ayam
buras.
a. Pemilikan anak ayam(doc) calon bibit
- Tidak cacat kaki,paruh normal,mata jernih,terang dan
bulat
- Pergerakan lincah dan sehat , kaki kuat serta berdiri tegak
- Buluh halus dan mengkilat

b. Tanda Betina yang baik
- Kepala halus,mata jernih,terang,paruh pendek dan kuat.
- Jengger dan pial halus serta tidak keriput
- Badan cukup besar dan perut luas
- Jarak tulang dada dengan tulang belakang + 4 jari orang
dewasa.

c. Tanda Pejantan yang Baik
- Badan kuat dan agak panjang
- Sayap kuat dengan buluh-buluh teratur rapi.
- Paruh bersih, mata jernih
- kaki dan kuku bersih ,sisik –sisiknya teratur .
- Terdapat taji dengan bentuk runcing/bulat seperti agung.

2. Perkandangan
Keberadaan kandang sangat dibutuhkan sebagai tempat
bernaung /berteduh, beristirahat, bertelur dan seluruh
aktivitas hidupnya.
Persyaratan kandang:
- Lokasi lebih tinggi dari tanah sekitarnya
- Terpisah dari rumah dengan jarak minimal 15 m
- Lantai kandang dibuat lebih tinggi minimal 50 cm dari
sekitarnya
- Lingkungan kandang selalu kering dan bersih serta jauh
dari tempat pembuangan limbah.
- Kandang dibuat dari bahan mudah dibersihkan dan
berasal dari lokasi setempat.
- Pertukaran udara baik dari sinar matahari cukup .
- Kandang dilengkapi dengan peralatan seperti bertengger
Bentuk / Jenis kandang
a. Kandang Battrey: yaitu khusus untuk memeilhara ayam
petelor,dengan ukuran
perkotak/1 ekor induk:
- Panjang : 35 cm
- Lebar ; 20 cm - Tinggi : 40 cm

b. Kandang Postal :
Berbentuk bangunan dengan ukuran :
- Anak ; 25 – 28 ekor/m
- Dara : 16 ekor /m2
- dewasa : 6 ekor/m2

c. Kandang Berpagar/Jaringan
Kandang berpagar /jaringan merupakan kandang
sederhana dengan halaman tempat ayam dilepas,
dikelilingi/dipagar dengan jaringan dari plastic atau bekas
jala ikan. Tinggi 2,5 – 3m, luas halaman disesuaikan
dengan kebutuhan.

3. Pakan Ayam Buras
Pakan ayam buras merupakan hal penting dalam
melangsungkan kehidupan ayam buras
a. Jumlah kebutuhan pakan:
=======================================
Tahap Umur (bl) Jml.Pakan
Pertumbuhan (gr/ek/hr)
-------------------------------------------------------------------
Anak/Kutuh 0 – 2 5 – 20
Dara 2 – 5 20 – 70
Produksi 5 keatas 70 – 100 =======================================
Sumber : BIP.Bali

b. Kebutuhan zat makanan
- Anak Ayam : 17% protein,2700 k.kal/kg
- Dara/Dewasa : 14% protein, 2900 k.kal./kg
c. Formula pakan ayam buras
1. Formula Peternak
a. Formula 1
- Ayam buras diberikan pakan jadi ayam ras petelor
ditambah dengan hijauan .
b. Formula 2
- Konsentrat ayam ras petelor: 10%
- Jagung : 40%
- Bekatul : 30%
- Tepung ikan : 10%
- Grit : 5%
- Hijauan : 5%
c. Formula 3
- Konsentrat ayam ras petelor: 8%
- Jagung : 20%
- Bekatul : 60%
- Girit : 2%
- Hijauan : 10%
d. Formula 4 (khusus periode grower dan layer) setiap 55 kg
pakan
- Konsentrat ayam ras petelor: 12%
- Jagung Giling : 15kg
- Dedak halus : 25kg
- Girit : 1 kg
- Mineral B 12 : 1 kg
- Tepung ikan : 1 kg
Ditambah hijauan secara tidak terbatas


4.Tata Laksana Reproduksi
Produksi utama yang diharapkan dari ternak ayam
adalah daging dan telor, sedangkan hasil sampingnya
berupa bulu dan kotorannya.
Agar jarak waktu bertelor tidak terlalu lama dan
teratur ,sebaiknya :
a. Anak ayam disapih sedini mungkin
b. Anak ayam dimandikan sejak menunjukan tanda-tanda
mengeram ayam agar ayam tidak mengeram dan
bertelor kembali.
c. Sex ratio 1:8-10 (1 jantan dengan 8-10 betina).
d. Induk untuk bibit berumur 8-18 bulan , demikian juga
pejantannya.
e. Untuk maksud pengembangan, dari 13 butir telor yang
dihasilkan seekor induk , 10 butir diteteskan dan 3 butir
sisanya dikonsumsi.
5.Pengendalian Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam buras adalah
Tetelo,Cacar Ayam,Snot,Berak Darah, Cacingan dan lain-
lain. Diantara penyakit tersebut, mka ND (Tetelo
merupakan penyakit yang menimbulkan kerugian yang
lebih tinggi dengan kematian 90 – 100%
Adapun cara pencegahannya yaitu dengan melaksanakan
vaksinasi ND dengan jadwal sbb:


No. Umur Ayam Jenis Vaksin Cara Vaksin


1 – 3 hari Strain F Tetes mata
3 minggu Strain F Tetes mata
3 bulan Strain K Suntikan
Diulang setiap Strain K Suntikan
3 bulan sekali